Sejarah perkembangan kebudayaan
agama islam di indonesia
A. Kedatangan
dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan
penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan
Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan
Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad
ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para
pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan
mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati
dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu
terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad
ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu
Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir
dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Sementara itu di Jawa
proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475
H/1082M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira
tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui
perdagangan, dakwah, dan perkawinan.
Sulawesi, terutama
bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim
yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di
daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat
muslim.
B. Saluran Penyebaran Islam Berdasarkan asal daerah dan waktunya
Dari daerah Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia
merupakan jalur utara. Dari Persia ke utara melalui darat Islam menyebar
Afganistan, Pakistan dan Gujarat. Melalui laut ke timur menuju Indonesia. Dari
jalur tersebut Islam memperoleh unsure baru yang disebut Tasawuf.
Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
- Golongan Mubaligh atau guru agama Islam (sufi). Gologan ini adalah orang yang mempunyai orientasi bedakwah dan masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M yang berasal dari Arab dan Persia.
- Golongan Pedagang. Golongan pedagang pertama kali masuk Indonesia adalah orang Arab, disusul orang Mesir, Persia dan Gujarat.
- Golongan Wali. Wali yang terkenal memperkenalkan ajaran Islam di Indonesia adalah Wali songo, antara lain:
1. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi (Gresik).
2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
Di samping itu, penyiaran agama Islam dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
- Perdagangan. Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para raja.
- Perkawinan. Para pedagang Islam dalam melakukan perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap di suatu daerah tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum pribumi/bangsawan. Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui perkawinan terlahir seorang muslim.
- Politik. Pengaruh kekuasaan seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi. Setelah raja memeluk Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasi dengan agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
- Pendidikan. Para ulama, guru agama atau para kyai juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam. Dengan mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi para santri.
- Kesenian. Melalui kesenian penyebaran agama Islam dapat dilakukan seperti melakukan pertunjukan wayang dan gamelan. Kesenian tersebut sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau berdakwah para ulama dapat menyisipkan ajaranagama Islam.
- Tasawuf. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat, seperti menyembuhka penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat.
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara
lain pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, politik hingga teknologi.
Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para ulama dalam menumbuhkembangkan
ajarannya yaitu sebagai berikut :
1.
Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke
daerah-daerah yang lebih luas.
2.
Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara.
Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di
Indonesia pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
·
Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al
Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
·
Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin
Orang Beriman).
·
Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab
Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah,
dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As
Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
·
Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang
Pitu (Martabat yang Tujuh).
·
Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
·
Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
·
Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum
diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
·
Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal
Tafsir Al Muris
· Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
D. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki
penduduk yang juga terdiri dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan
kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut,
arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat
dengan tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan
dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak,
Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid
Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.
E. Hikmah
Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau
ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat
mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1. Islam
membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
F. Manfaat dari
perkembangan islam di indonesia
Banyak manfaat
yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut:
1. Kehadiran
para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di
bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas
suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.
G. Perilaku
Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap
manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain
sebagai berikut:
1. Berusaha
menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling menghormati, dan
tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.
TEAMWORK DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
PENGERTIAN
TEAMWORK
Teamwork
berasal dari bahasa asing terdiri dari dua kata yaitu team dan work . team
adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua , lima hingga sepiluh orang
sedangkan work berarti kerja atau kegiatan yang dijalan kan setiap individu .
berarti teamwork adalah pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih
yang memiliki tujuan dan rencan yang sama.peranan teamwork sangat besar
konstribusinya bagi tercapainya target suatu organisasi. dalam suatu organisasi
jika tidak adanya teamwork yang solid tadak akan tercapainya hasil yang
diharapkan.
MANFAAT
TEAMWORK
Maanfaat
teamwork salah satunya adalah meringankan beban kerja .jika kita melakukan
pekerjaan secara individu maka pekerjaan itu akan terasa berat namun jika kita
melakukan nya secara teamwork akan terasa ringan , maka teamwork memang sangat
diperlukan.
IMPLIKASI
MANAJERIAL
Implikasi
manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan
kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada
.
Dalam
manajemen terdapat dua implikasi yaitu :
1.Implikasi prosedural
meliputi tata cara analisis, pilihan reprentasi, perencanaan kerja dan
formulasi kebijakan.
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan kedepan dan perumusan tindakan.
CONTOH IMPLIKASI MANAJERIAL
Dalam kamus beasar bahasa indonesia kata implikasi mempunyai arti akibat . akibat yangdilakukan oleh seseorang jiwa kepemimpinannya didalam suatu organisasi buruk maka organisasi tersebut akan berjalan tersendat sendat akan tetapi jiwa kepemimpinanya baik tdak membeda beda kan akan anggota yang satu dengan yang lainnya maka organisasi tersebut akan berjalan dengan baik pula.
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan kedepan dan perumusan tindakan.
CONTOH IMPLIKASI MANAJERIAL
Dalam kamus beasar bahasa indonesia kata implikasi mempunyai arti akibat . akibat yangdilakukan oleh seseorang jiwa kepemimpinannya didalam suatu organisasi buruk maka organisasi tersebut akan berjalan tersendat sendat akan tetapi jiwa kepemimpinanya baik tdak membeda beda kan akan anggota yang satu dengan yang lainnya maka organisasi tersebut akan berjalan dengan baik pula.
TEORI ORGANISASI
Apa
teori organisasi itu ? Sebelum membahasnya ada baiknya kita pahami kenapa ada
organisasi. Semua itu tidak lepas karena manusia adalah makhluk sosial yang
sadar akan arti kebersamaan dan juga butuh sosialisasi dalam sebuah tatanan
kemasyarakatan.
Dimana hal itu melahirkan kesadaran akan pentingnya membentuk sebuah wadah bersama untuk menempung aspirasi dan tujuan bersama. dalam menjalin kebersamaan itu maka lahirlah yang dinamakan organisasi. dimasyarakat organisasi sangat bnyak dan beragam mulai dari organisasi agama, organisasi pokitik sampai organisasi disekolah.
Apa maksud dari teori organisasi ? teori organisasi adalah konsep organisasi dimana kebijakan itu diterapkan dan diambil melalui semua itu. teori organisasi pun beragam, muliai dari teori organisasi agamis sampai teori organisasi yang bersifat umum. semua itu tidak menjadi masalah selama pengambilan teori sama dengan visi dan misi dari organisasi tersebut.
Adapun definisi sendiri sangatlah beragam. banyak pakar mendefinisikan, dari hal yang sepele sampai hal yang besar.dan inilah beberapa definisi tersebut.
Menurut ernes dale :
Organisasi adalh suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan , pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
Jika menurut saya sendiri organisasi itu adalah suatu kumpulan orang yang terbentuk menjadi kelompok dan memiliki tujuan,visi dan misi yang sama.
TUJUAN MEMPELAJARI ORGANISASI
tujuan kita mempelajari organisasi agar kita bisa lebih memahami bagaimana kita harus menempatkan diri ketika kita berkecimpung dalam suatu organisasi. dalam berorganisasi kita harus mampu bekerjasama untuk berpendapat menciptakan visi dan misi demi pencapaian terbentuknya suatu organisasi yang baik.
PENGALAMN BERORGANISASI
organisasi yang saya ikutu lumayan banyak dimuali waktu saya masih duduk disekolah dasar (SD), distu saya menjabat sebagai seksi keamanan . walaupun mejabat sebagai keamanan tidak begitu berat namun saya harus tegas demi terciptanya kelas yang kondusif. selain itu saya juga pernah ikut organisasi pramuka dan saya ditunjuk sebagai ketua , manfaat saya ikut pramuka sangat banyak saya menjadi lebih mandiri, disiplin dan lebih tegas dan mempunya banyak teman .
saat saya duduk dibangku senkolah menengah atas (SMA) hapai semua organisasi saya ikuti dari mulai paskibra,futsal,volly,lingkungan hidup sampai organisasi siswa intra sekolah(OSIS). walaupun saya bergabung dalam organisasi hanya sebentar , saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat berarti. bergabung dalam sebuah organisasi membuat saya belajar menjadi percaya diri akan kerjasama, kekompakan dan disiplin.
suber : http://www.bimbingan.org/apa-teori-organisasi.htm
http://tokeklincah.wordpress.com/2012/10/03/pentingnya-mempelajari-teori-organisasi-umum/
Dimana hal itu melahirkan kesadaran akan pentingnya membentuk sebuah wadah bersama untuk menempung aspirasi dan tujuan bersama. dalam menjalin kebersamaan itu maka lahirlah yang dinamakan organisasi. dimasyarakat organisasi sangat bnyak dan beragam mulai dari organisasi agama, organisasi pokitik sampai organisasi disekolah.
Apa maksud dari teori organisasi ? teori organisasi adalah konsep organisasi dimana kebijakan itu diterapkan dan diambil melalui semua itu. teori organisasi pun beragam, muliai dari teori organisasi agamis sampai teori organisasi yang bersifat umum. semua itu tidak menjadi masalah selama pengambilan teori sama dengan visi dan misi dari organisasi tersebut.
Adapun definisi sendiri sangatlah beragam. banyak pakar mendefinisikan, dari hal yang sepele sampai hal yang besar.dan inilah beberapa definisi tersebut.
Menurut ernes dale :
Organisasi adalh suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan , pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
Jika menurut saya sendiri organisasi itu adalah suatu kumpulan orang yang terbentuk menjadi kelompok dan memiliki tujuan,visi dan misi yang sama.
TUJUAN MEMPELAJARI ORGANISASI
tujuan kita mempelajari organisasi agar kita bisa lebih memahami bagaimana kita harus menempatkan diri ketika kita berkecimpung dalam suatu organisasi. dalam berorganisasi kita harus mampu bekerjasama untuk berpendapat menciptakan visi dan misi demi pencapaian terbentuknya suatu organisasi yang baik.
PENGALAMN BERORGANISASI
organisasi yang saya ikutu lumayan banyak dimuali waktu saya masih duduk disekolah dasar (SD), distu saya menjabat sebagai seksi keamanan . walaupun mejabat sebagai keamanan tidak begitu berat namun saya harus tegas demi terciptanya kelas yang kondusif. selain itu saya juga pernah ikut organisasi pramuka dan saya ditunjuk sebagai ketua , manfaat saya ikut pramuka sangat banyak saya menjadi lebih mandiri, disiplin dan lebih tegas dan mempunya banyak teman .
saat saya duduk dibangku senkolah menengah atas (SMA) hapai semua organisasi saya ikuti dari mulai paskibra,futsal,volly,lingkungan hidup sampai organisasi siswa intra sekolah(OSIS). walaupun saya bergabung dalam organisasi hanya sebentar , saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat berarti. bergabung dalam sebuah organisasi membuat saya belajar menjadi percaya diri akan kerjasama, kekompakan dan disiplin.
suber : http://www.bimbingan.org/apa-teori-organisasi.htm
http://tokeklincah.wordpress.com/2012/10/03/pentingnya-mempelajari-teori-organisasi-umum/
Diposkan
5th October 2013 oleh taufan mahardhika
0
PUISI DISAAT ISENG
Siapa aku?
Hanya sekedar butiran hujan yang jatuh, mengajak kawan kawan nya, yang terlempar ditengah lautan lepas yang luas.
Tidak akan berpengaruh apa apa jika aku terjatuh dilautan.
Tapi kelak aku akan hadir dengan segala keunikan ku.
Adalah aku dan dunia ku.
Aku siapa???
Bukan siapa siapa saat ini.
Hanya seorang anak kecil yang bermimpi menjadi seorang putri.
Atau seorang anak kecil yang bermimpi menjadi peri,
yang mampu menciptakan apa saja yang di kehendaki nya.
Aku siapa???
Aku adalah semangat dari dalam jiwaku yang menyatu.
Yang mampu menopang beban dipundak ku sendiri.
Aku saat ini bukan siapa siapa.
Kelak....
Tuhan akan mempertemukan dengan orang orang HEBAT.
Yaitu mereka.
Sahabat masa lalu,saat ini,akan datang.
Orang orang yang mengajarkan ku bijak dalam sikap.
Mengajarkan sabar.
Mengajarkan lebih kritis.
Mengajarkan menjadi kuat.
Mengajarkan menjadi cerdas.
Mengajarkan menyayangi.
Mengajarkan menghargai orang lain.
Bukan orang orang yang mengangap lemah.
Tidak menghargai keberadaan ku.
Menyepelakan.
Dan menghardik.
Dan akhirnya ..
Kelak aku bisa menjadi wanita dewasa yang utuh.
Yang menjadikan ku "siapa" bagi mereka.
Diposkan
30th January 2013 oleh taufan mahardhika
1
Lihat komentar
keluarga adalah suatu kumpulan dari beberapa orang yang dalam satu hakiki dan berkehendak masing -masing yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda beda namun mempunyai tujuan yang sama sedangkan fungsi keluarga adalah suatu tugas yang dilakukan di dalam atau diluar keluarga.
fungsi keluarga menurut saya terdiri dari :
1. Fungsi edukatif
Fungsi edukatif ini adalah
pendidikan yang sangat penting dan sangat utama. pendidikan yang paling utama
adalah pendidikan didalam keluarga karena anak sejak dini harus ditanamkan
pendidikan agar mempunyai nilai moral nyang tinggi.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial ini adalah sikap
sosialisasi anak agar dapat menempatkan dirinya didalam masyarakat. seebagai
keluarga orang tua wajib membimbing anak agar dapat mematuhi kaidah dan
nilai-nilai dalam bermasyarakat karena manusia disamping makhluk individu
manusia juga makhluk sosial.
3. Fungsi Perlindungan
Fungsi perlindungan adalah
perlindungan orang tua terhadap anaknya agar merasa aman dan nyaman dari segala
ancaman yang datang dari luar diri nya.
4. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah
melahirkan keturunan yang akan menjadi penerus generasi dalam keluarganya.
kelahiran seeorang anak adalah suatu objek penting dalam bekeluarga.
5. Fungsi religius
Fungsi religius adalah pendidikan
agama yang harus ditanam kan kepada kepribadian anak sejak dini bahkan sejak
masih didalam kandungan. pendidikan agama sangat penting karena menyangkut
keseluruhan kepribadian anak mulai dari pengamalan sehari-hari sesuai dengan
ajaran agama baik menyangkut hubungan manusia atau pun berhubungan dengan allah
S.W.T.
Sejarah perkembangan kebudayaan agama islam di
indonesia
A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1
hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering
disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang
di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di
Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7
hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas
Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk
setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi
terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan
sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam
Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan
masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan
Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan
mubalig Islam.
Sementara itu di Jawa proses
penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires,
masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M.
Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah,
dan perkawinan.
Sulawesi, terutama bagian selatan,
sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan
berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah
kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
B. Saluran Penyebaran Islam
Berdasarkan asal daerah dan waktunya
Dari daerah
Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia merupakan jalur utara. Dari Persia ke
utara melalui darat Islam menyebar Afganistan, Pakistan dan Gujarat. Melalui
laut ke timur menuju Indonesia. Dari jalur tersebut Islam memperoleh unsure
baru yang disebut Tasawuf.
Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
·
Golongan Mubaligh atau guru agama
Islam (sufi). Gologan ini adalah orang yang mempunyai orientasi bedakwah dan
masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M yang berasal dari Arab dan Persia.
·
Golongan Pedagang. Golongan
pedagang pertama kali masuk Indonesia adalah orang Arab, disusul orang Mesir,
Persia dan Gujarat.
·
Golongan Wali. Wali yang terkenal
memperkenalkan ajaran Islam di Indonesia adalah Wali songo, antara lain:
1. Sunan Maulana Malik Ibrahim
atau Syekh Maghribi (Gresik).
2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
2.Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3.Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4.Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5.Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6.Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7.Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8.Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9.Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
Di samping itu, penyiaran agama
Islam dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
- Perdagangan. Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para raja.
·
Perkawinan. Para pedagang Islam
dalam melakukan perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap
di suatu daerah tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum
pribumi/bangsawan. Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui
perkawinan terlahir seorang muslim.
·
Politik. Pengaruh kekuasaan
seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi. Setelah raja memeluk
Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasi dengan
agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah
kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
·
Pendidikan. Para ulama, guru
agama atau para kyai juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam. Dengan
mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi para
santri.
·
Kesenian. Melalui kesenian
penyebaran agama Islam dapat dilakukan seperti melakukan pertunjukan wayang dan
gamelan. Kesenian tersebut sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau
berdakwah para ulama dapat menyisipkan ajaranagama Islam.
·
Tasawuf. Para ahli tasawuf
biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat, seperti menyembuhka
penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan
dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga
ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat.
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu
dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial,
politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para
ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
2. Melalui karya-karya tulisan yang
tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara. Karya-karya itu mencerminkan
perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
·
Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al
Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
·
Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin
Orang Beriman).
·
Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab
Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah,
dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As
Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
·
Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang
Pitu (Martabat yang Tujuh).
·
Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
·
Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
·
Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum
diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
·
Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal
Tafsir Al Muris
· Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
D. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang
terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari beragam
suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu
perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di
Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa
hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia
antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan
Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.
E. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan
Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter
tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya
sebagai berikut:
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
F. Manfaat dari perkembangan islam di indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan
diantaranya sebagai berikut:
1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan
memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi
perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.
G. Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di
Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan
cerminan dari penghayatan terhadap manfaat yang dapat diambil dari sejarah
perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat
beragama, saling menghormati, dan tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.
Diposkan
12th November 2012 oleh taufan mahardhika
2
Lihat komentar
Sejarah
perkembangan budaya agama hindu dan budha di indonesia
Sejak zaman prasejarah penduduk
Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas.
Pada permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan dagang antara
Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke hubungan agama
dan budaya. Hal ini disebabkan para pedagang dari India tidak hanya membawa
barang dagangannya, tetapi juga membawa agama dan kebudayaan mereka sehingga
menimbulkan perubahan kehidupan dalam masyarakat Indonesia, yakni sebagai
berikut.
- Semula hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mengenal dan menganut agama Hindu–Buddha.
- Semula belum mengenal aksara/tulisan, menjadi mengenal aksara/tulisan dan Indonesia memasuki zaman Sejarah.
1.
Hubungan Dagang Indonesia dengan India dan Cina
Pada awal abad tarikh Masehi, negeri
Kepulauan Nusantara telah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa di Asia.
Bentuk hubungan dagang yang berlangsung pada saat itu bermula dari kegiatan
perdagangan dan pelayaran. Sebagai akibat dari hubungan perdagangan dan
pelayaran, timbullah pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi
masyarakat Nusantara. Proses percampuran antara dua atau lebih kebudayaan yang
saling bertemu dan mempengaruhi itu disebut akulturasi kebudayaan. Adanya
hubungan dagang pada awal abad tarikh Masehi, didasarkan adanya sumber-sumber
baik ekstern maupun intern.
A. Sumber Ekstern
·
Sumber dari
India
Menurut Van Leur dan Wolters,
kegiatan hubungan dagang Indonesia dengan bangsa-bangsa Asia pertama kali
dilakukan dengan India, kemudian Cina. Bukti adanya hubungan dagang tersebut
dapat diketahui datri kitab Jataka dan kitab Ramayana. Kitab Jataka menyebut
nama Swarnabhumi sebuah negeri emas yang dapat dicapai setelah melalui
perjalanan yang penuh bahaya. Swarnabhumi yang dimaksud ialah Pulau Sumatra.
Kitab Ramayana menyebut nama Yawadwipa dan Swarnadwipa. Menurut para ahli,
Yawadwipa (pulau padi) diduga sebutan untuk Pulau Jawa, sedangkan Swarnadwipa
(pulau emas dan perak) adalah Pulau Sumatra.
Nah, kapan terjadi hubungan dagang
antara India dengan Indonesia secara aktif? Kitab Jataka dan kitab Ramayana
tidak menyebut secara jelas terjadinya hubungan dagang dengan tempat-tempat di
Indonesia. Salah satu kitab sastra India yang dapat dipercaya adalah kitab
Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa masyarakat India telah mengenal
beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam kitab Geographike
yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah ada hubungan dagang antara
India dan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
secara intensif terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan India mulai
abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi).
·
Sumber dari
Cina
Kontak hubungan Indonesia dengan
Cina diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5.
Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah perjalanan seorang
pendeta Buddha, Fa Hien. Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan
dari India ke Ye-po-ti (Tarumanegara) dan kembali ke Cina melalui jalur laut.
Selanjutnya, Kaisar Cina, Wen Ti mengirim utusan ke She-po ( Pulau Jawa).
Berdasarkan bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-5 telah
dilakukan hubungan perdagangan dan pelayaran secara langsung antara Indonesia
dan Cina.
Barang-barang yang diperdagangkan
dari Cina berupa sutra, kertas, ulit binatang berbulu, kulit manis, dan
barang-barang porselin. Barang-barang dagangan dari India berupa ukiran,
gading, perhiasan, kain tenun, gelas, permata, dan wol halus yang ditukar dengan
komoditas dari Indonesia seperti rempah-rempah, emas, dan perak.
·
Sumber dari
Yunani
Keterangan lain tentang adanya
hubungan dagang antara Indonesia dengan India, dan Cina dapat diketahui dari
Claudius Ptolomeus, seorang ahli ilmu bumi Yunani. Dalam kitabnya yang berjudul
Geographike yang ditulis pada abad ke-2, Ptolomeus menyebutkan nama Iabadio
yang artinya pulau jelai. Mungkin kata itu ucapan Yunani untuk menyebut
Yawadwipa, yang artinya juga pulau jelai. Dengan demikian, seperti yang disebutkan
dalam kitab Ramayana bahwa Yawadwipa yang dimaksud ialah Pulau Jawa.
B. Sumber Intern
Adanya sumber-sumber dari luar,
seperti dari India, Cina dan Yunani, diperkuat adanya sumber-sumber yang ada di
Indonesia sendiri. Sumbersumber sejarah di dalam negeri yang memperkuat adanya
hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina, antara lain sebagai
berikut.
·
Prasasti
Prasasti-prasasti tertua di
Indonesia yang menunjukkan hubungan Indonesia dengan India, misalnya Prasasti
Mulawarman di Kalimantan Timur yang berbentuk yupa. Demikian juga
prasasti-prasasti Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Semua
prasasti ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
·
Kitab-Kitab
Kuno
Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia
biasanya ditulis pada daun lontar yang ditulis dengan menggunakan bahasa dan
tulisan Jawa Kuno yang juga mwerupakan pengaruh dari bahasa Sanskerta dan
tulisan Pallawa. Kemampuan membaca dan menulis ini diperoleh dari pengaruh
Hindu dan Buddha.
·
Bangunan-Bangunan
Kuno
Bangunan kuno yang bercorak Hindu
ataupun Buddha terdiri atas candi, stupa, relief, dan arca. Banyak peninggalan
bangunan-bangunan kuno yang bercorak Hindu atau Buddha di Indonesia. Demikian juga
benda-benda peninggalan dinasti-dinasti Cina. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan antara Indonesia, India, dan Cina.
Hubungan dagang Indonesia dengan
India dan Cina telah menempatkan Indonesia di kancah perdagangan dan pelayaran
masa Kuno. Namun, pengaruh kebudayaan India dan Cina terhadap perkembangan
sejarah Indonesia amat berbeda. Hal itu disebabkan dalam perkembangan
selanjutnya, para pedagang India di samping berdagang, mereka juga menyebarkan
agama dan kebudayaan Hindu–Buddha.
Para brahmana atau pendeta dengan
ikut para pedagang berlayar, mereka singgah di daerah-daerah untuk menyebarkan
agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha. Dengan demikian, hubungan dagang dengan
India telah memunculkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan bangsa
Indonesia, baik di bidang sosial, budaya, maupun politik sebagai dampak dari
persebaran agama dan kebudayaan Hindu– Buddha. Terbukti di Indonesia muncullah
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha yang tersebar di berbagai
daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Bali.
2. Pembawa Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha
Bagaimana proses masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu–Buddha ke Indonesia? Siapa yang
membawa agama dan kebudayaan Hindu–Buddha ke Indonesia? Hal itu menimbulkan
berbagai macam interpretasi karena tidak ada bukti yang konkrit. Ada beberapa
hipotesis tentang masuknya agama dan budaya Hindu–Buddha ke Indonesia, antara
lain sebagai berikut.
·
Hipotesis
Waisya
Hipotesis waisya mengungkapkan bahwa
masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan pedagang (waisya).
Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah) dan enam bulan
menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu.
Menurut para pendukung hipotesis
waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok pedagang inilah yang
berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu ke Nusantara.
Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat diterima di
kalangan masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan
para penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya
proses penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis
waisya adalah N.J. Krom.
·
Hipotesis
Kesatria
Hipotesis kesatria mengungkapkan
bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke Nusantara adalah kaum
kesatria. Menurut hipotesis ini, pada masa lampau di India terjadi peperangan
antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke
daerah lain. Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan
mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan
kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung hipotesis kesatria
adalah C.C. Berg.
·
Hipotesis Brahmana
Hipotesis brahmana mengungkapkan
bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana.
Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk
menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain
itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu
pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
·
Hipotesis
Nasional
Hipotesis nasional mengungkapkan
bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke India, pulangnya
membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang Indonesia (raja)
mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan kebudayaan
Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan
unsurunsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama
Hindu–Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk
menyebarkan agama di Tanah Air.
Terlepas dari hipotesis tersebut ,
orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan
budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta
India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan
menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan bekal pengetahuan yang
cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan memakai bahasa
mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat diterima
oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih
cepat dan mudah.
3.
Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kepercayaan Hindu–Buddha
Pada sekitar abad ke-2 sampai dengan
5 Masehi, diperkirakan telah masuk agama dan kebudayaan Buddha ke Indonesia.
Kemudian disusul pengaruh Hindu ke Indonesia pada abad ke-5 Masehi. Agama dan
budaya Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendeta dari
India atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti dua jalur.
a. Melalui Jalur Laut
Para penyebar agama dan budaya Hindu
–Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan
kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur India–Cina. Rute
perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India menuju
Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu,
dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea, dan
Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan
memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
b. Melalui Jalur Darat
Para penyebar agama dan budaya Hindu
–Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui Jalan
Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, Korea, dan
Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Bangladesh,
Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia.
4.Seni
dan budaya agama hindhu dan budha
Pengaruh kesenian India terhadap
kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah ini:
·
Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan
candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni
Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa
Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum
yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha.
Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang
ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai
makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi
tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di
sekitar candi dalam bangunan stupa.
·
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan
relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha
berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di
Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada
dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha
serta suasana alam Indonesia.
Komentar
Posting Komentar